Rahasia #14 : Berilah teladan yang positip bagi semua orang, dari setiap apa yang anda lakukan walaupun itu cuma 30 detik saja

Diposting oleh Unknown di 02.10

Dengan merefleksikan apa yang dilakukan MJ di lapangan basket, kita bisa menemukan berbagai sikap MJ yang bagus untuk diteladani. MJ tidak pernah berpuas diri walaupun sudah menjadi juara. Dia terus-menerus berlatih, dan menjaga diri walaupun sudah mencapai tingkat maha bintang. MJ juga seorang yang sangat sportif, tidak pernah sekalipun bermain curang.



Tidak ada kata menyerah bagi MJ

MJ selalu bersikap all out di lapangan. Pada deti-detik terakhir, sering MJ tetap mampu mempercayai teman-teman satu timnya dan melakukan assist. Pengendalian diri MJ memang sangat luar biasa. MJ tahu persis, kapan harus meminta bantuan teman-temannya. Dan kapan harus melakukannya sendiri demi memenangkan pertandingan. Sebaliknya semua teman-temannya percaya kepada MJ.

Semua penggemar basket tentu selalu ingat bahwa dalam final-final NBA, bahkan ketika timnya hampir kalah, tidak akan pernah ada kata menyerah dalam kamus MJ. Sebelum detik terakhir, sebelum peluit wasit mengakhiri permainan. MJ akan melakukan semuanya. Kalau temannya tidak bisa, MJ akan melakukannya sendiri. Misalnya dengan menyebabkan orang melakukan fault atau melakukan lemparan tiga angka.

Ada banyak sekali kisah keteladanan MJ, seperti yang sudah diungkapkan dalam tulisan ini, tapi pada intinya MJ adalah seseorang yang sangat kompetitif, sportif, memiliki jiwa kepemimpinan dan manajemen diri yang mendatangkan rasa hormat pada siapa pun juga.

MJ jelas memberi pengaruh sangat besar pada NBA. Orang bilang, dengan kembalinya MJ, NBA menjadi lebih semarak dari sebelumnya. Pecinta Basket sangat merindukan tatkala MJ mengundurkan diri, nyata bahwa NBA agak melemah. Dan ketika MJ masuk kembali, NBA naik kembali oleh karena daya magnet MJ yang begitu besar. Jatuh bangun NBA tampaknya memang banyak dipengaruhi oleh MJ.

Rasa hormat MJ juga kepada dua figur yang memberi hukuman terhadap banyak atlit, yaitu wasit dan media.

Seperti kepada Joe Fall, penulis olahraga yang telah berkarir selama 50 tahun di Detroit. Usianya sekitar 70 tahun dan sebelumnya tidak pernah bertemu dengan MJ. Saat itu di final NBA 1993. Ketika itu Falls mendapati MJ tengah menuju ruang ganti. ”Lihat rambut putih ini, anda harus berbicara kepada saya.” kata Falls. MJ tersenyum lebar dan melayani wawancara dengan Falls. Setelah wawancara Falls langsung jabat tangan MJ dan pergi, bahkan tidak ingat untuk memberi tahu namanya. Satu tahun kemudian, Falls pergi ke White Sox. Sekelompok media telah berkumpul di depan ruang ganti. Saat Falls menuju kamar kecil, MJ melihatnya dan menyapanya, Hai Joe Falls, apa yang kamu lakukan di sini, sapa MJ. Dan Joe Falls pun mendapat wawancara pribadi yang ekslusif dengan MJ.

MJ juga menjaga hubungan baiknya dengan para wasit, seperti yang dilakukannya dengan media. Pada akhirnya MJ mengembangkan relasi penuh humor dengan para wartawan, wasit pertandingan yang dikenalnya dengan baik. Sehingga saat berada di arena stadium, MJ dapat berjalan masuk sambil berkata, ”Hai, jelek,” kepada seorang wartawan yang dikenalnya. MJ juga kerap menggoda para wasit selama pertandingan tersebut. Sehingga MJ dapat berbicara kepada mereka dengan jujur.

Point penting untuk topik ini:
Tidak hanya sempurna di lapangan, terdorong semangat melayani masyarakat, MJ selalu ingin tampil sempurna di depan umum. Itulah alasan MJ tampil seratus persen necis saat keluar dari ruang loker, lengkap dengan setelan jas italia dan wangi parfum yang merebak saat harus melayani penggemarnya. Tak akan ada orang yang melihat MJ berpenampilan buruk, walaupun hanya sebentar dia terlihat publik.


0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar

PlanetBlog - Komunitas Blog Indonesia

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner