Rahasia #22 : Belajar dari MJ dalam menghargai orang lain

Diposting oleh Unknown di 01.35

Kali ini kita belajar dari MJ tentang cara menghargai orang lain. Menghargai orang lain memang terkesan gampang untuk praktekkan. Namun menjadi sesuatu yang tidak mudah untuk dilakukan, manakala seseorang sudah mencapai kesuksesan, seseorang yang sudah berada di puncak tangga keberhasilannya. Biasanya mereka merasa lebih tinggi, menganggap dirinya pantas untuk dilayani dan yang seharusnya dihargai. MJ tidak melihat dengan cara seperti itu, dia tetap rendah hati dan hormat serta menghargai siapa pun juga. Berikut cuplikan kisahnya :

Murid yang berbudi
Sebagai seorang maha bintang, MJ tidak pernah merasa lebih hebat dari pelatihnya. Cerita yang sering terdengar adalah cerita tentang boikot pemain tim terhadap pelatih, MJ malah membela Phil Jackson saat Management Chicago Bulls akan mengakhiri kontrak pelatihnya tersebut. Dia memang tahu betul bahwa enam cincin kejuaraan yang diperolehnya, bukanlah hasil kerjanya sendiri, betapapun hebatnya MJ. MJ menyadari bahwa Phil Jackson adalah gurunya, orang yang layak dia hormati, sehingga tak pernah kita mendengar dia bertengkar dengan pelatihnya itu. Itulah wujud apresiasinya kepada orang lain, kepada guru, kepada orang yang bersama-sama meraih keberhasilan. Itulah rasa solidaritasnya dan itulah yang membuat semua orang menghormati MJ.

Menghargai para penggemar
Tidak hanya sempurna di lapangan, MJ pun sangat sabar melayani penggemar dan wartawan. MJ terutama sangat dekat dengan anak-anak. Terdorong semangat melayani masyarakat pula, MJ selalu ingin tampil sempurna di depan umum. Itulah alasan MJ tampil seratus persen necis saat keluar dari ruang loker, lengkap dengan setelah jas dan parfum yang wangi. Tak akan ada orang yang melihat MJ berpenampilan buruk walaupun hanya sebentar dia terlihat publik. Misalnya saat keluar dari ruang loker ke mobil. MJ merasa dirinya milik umum. Menurut pengakuan MJ, satu-satunya tempat dia merasakan privasi adalah toilet. Pada saat itulah MJ merasa sebagai dirinya sendiri, sebagai Michael Jordan.

Menghargai peranan keluarga
Kalau dirunut, keberhasilan MJ banyak berkaitan dengan latar belakang keluarganya. Hubungannya dengan ayah-ibunya sangat baik. Demikian juga dengan saudara-saudaranya. Sewaktu ayahnya terbunuh pada sebuah perampokan (seperti tertulis di serial sebelumnya, mobil James Jordan di bajak di North Carolina), dia begitu sedih. Bahkan beberapa lama setelah itu, MJ memutuskan mengundurkan diri yang pertama. Tentu hal itu karena MJ memiliki pertalian emosi bahwa keberhasilan yang diperolehnya juga atas dukungan ayahnya, dukungan keluarganya.

Mungkin kedekatannya itu juga yang membuat MJ berusaha menciptakan hubungan yang dekat dengan anak-anaknya. Kedekatan ini pulalah yang menjadi dorongan baginya untuk memberikan keteladanan kepada mereka, sebagaimana dia mendapatkannya dari sang ayah.
Bahkan MJ masih memperlakukan pelatihnya di universitas, Dean Smith, dengan rasa hormat yang sama sekali tak pernah berkurang. Dua puluh tahun setelah Roy Williams merekrutnya pertama kali di North Caroline, MJ masih memanggil Williams ”Pelatih”.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar

PlanetBlog - Komunitas Blog Indonesia

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner